Teman-teman sudah bisa mengaji kan? Soalnya, mengaji itu menjadi
kewajiban kita loh sebagai umat muslim. Dengan banyak membaca Al Quran,
kita akan banyak memperoleh pahala dari Allah SWT. Belajar mengaji
sebenarnya tidak susah, asal teman-teman mau melakukannya tiap hari dan
terus mengulang bacaannya, teman-teman akan akhirnya lancar.
Mengaji
pun tidak hanya harus dilakukan di masjid atau rumah saja loh. Di
sekolah pun juga bisa. Seperti yang dilakukan teman kita di Sekolah
Dasar (SD) Islam Al Azhar 34 Makassar. Teman-teman kita di SD ini,
setiap hari mengaji sebelum jadwal makan siang atau jam istirahat.
Salah
satu siswa kelas III Al Gulfar, M Azkal Azkiya, saat ditemui usai
mengaji di kelasnya, Senin (29/3) mengatakan, sangat senang bisa belajar
mengaji di sekolah setiap hari.
"Belajar mengaji di sekolah tidak membosankan soalnya cara mengajarnya guru bagus dan mudah dimengerti," katanya.
Belajar
mengaji di sekolah ini menggunakan program Qiroaty, dimana teman-teman
bisa mengenal tulisan Al Quran dalam tujuh tingkatan. Bukan hanya
pengenalan tulisan, kita juga bisa membaca Al Quran dengan baik dan
benar.
Selain belajar mengaji, teman-teman kita juga belajar menulis
tulisan Al Quran. Mulai huruf-huruf sampai rangkaian kalimat pendek
dalam Al Quran. Setelah mampu membacanya, teman-teman juga harus bisa
menuliskannya.
Tapi jangan lupa, juga membaca tafsirannya yah. Sebab,
dengan membaca Al Quran dan tafsirnya, kita bisa lebih banyak
mengetahui ilmu agama dan menjaga sikap untuk tidak melakukan dosa tapi
menambah pahala.
Saat membaca Al Quran, teman-teman juga harus tenang
dan tidak boleh berlarian. Sebab, Al Quran itu adalah kitab suci kita
yang harus dijaga. Memulai membaca, sebaiknya kita memulainya dengan doa
belajar. Ini bisa membuat kita lebih mudah dalam belajar.
Begitu
juga saat setelah mengaji, diakhiri dengan bacaan doa juga. Semoga apa
yang kita pelajari bisa bermanfaat dan tidak mudah hilang dari ingatan
kita. Ini kita lakukan tidak hanya saat mengaji, tapi juga belajar semua
ilmu pengetahuan lainnya.
Padukan Ilmu Agama dan Pengetahuan
BELAJAR
agama tidak hanya sebatas teori di ruang kelas. Dengan paduan teori dan
langsung aplikasi, menjadi salah satu cara untuk lebih memudahkan anak
didik untuk memahami suatu pelajaran. Begitu juga dengan ilmu agama.
Di
Sekolah Dasar (SD) Islam Al Azhar 34 Makassar, pengajar tidak hanya
memberikan pengetahuan umum, tapi juga pengetahuan agama yang seimbang.
Paduan ini dilakukan untuk mengenalkan agama dari usia dini.
Salah
seorang guru religi di SD Islam Al Azhar 34 Makassar, Ahmad Maulana,
saat ditemui di ruang kelasnya, Senin (29/3) mengatakan, pengetahun
agama selalu dibarengi dengan pengajaran pengetahuan umum.
"Kami di
sini, selalu memberi pengajaran pengetahuan umum yang menyelipkan
pengetahuan agama. Seperti belajar matematika, penjumlahan biasanya
menggunakan cerita agama. Contohnya, ada dua kambing Abdullah yang akan
dikurbankan ditambah dengan dua ekor kambing milik Adi jadi berapa ekor
kambing yang akan dikurbankan," jelasnya.
Hal senada juga dikemukakan
kepala sekolah SD Islam Al Azhar 34 Makassar, Dhurotun Muawarah SS,
yang ditemui di ruangannya. "Kurikulum di sekolah ini tetap mengikuti
kurikulum yang telah ditentukan oleh kementerian pendidikan. Namun,
khusus di sekolah kami, ada perpaduan ilmu pengetahuan umum dan agama
yang seimbang di setiap mata pelajaran," jelasnya.
Tidak hanya itu,
tambahnya, juga ada praktek mengaji, shalat berjamah, manasik haji,
cerdas cermat, pesantren, dan kegiatan agama lainnya. Dengan kegiatan
ini, diharapkan bisa membiasakan anak mengenal ajaran agama sejak dini
dan terbiasa sehingga dapat mengaplikasikannya di kehidupan mereka.
Memang
diakui Ahmad, dalam menghadapi murid-murid banyak suka dukanya. Seperti
saat mengajarkan mengaji di kelas. Ada beberapa siswa yang tidak bisa
diam dan duduk tenang. Solusi yang diberikan, bagi anak-anak yang belum
gilirannya membaca Al Quran, diberi tugas menulis satu kalimat surah
pendek Al Quran.
"Terkadang ada anak yang memang aktif di kelas. Tapi
kami tidak membatasinya, selama tidak mengganggu teman, tidak merusak
atau membahayakan dirinya, kami akan memberi ruang. Sambil belajar dan
berinteraksi menjadi cara yang baik agar anak tidak dalam kondisi
tertekan,"